berbagai celotehan yang tertulis dalam proses memaknai hidup
Rabu, 12 September 2012
Panen Buah Penduduk Hutan
Bulan September,
saatnya bagi pohon-pohon di hutan yang sedang berbuah untuk dipanen. Penduduk
hutan pun tidak melewatkan kesempatan ini. Di hari Minggu pagi yang cerah, mereka bersama-sama menuju ke dalam hutan untuk memanen buah-buahan. Tak ketinggalan keluarga kijang merah turut serta. Manggis, rambutan, duku,
salak, jeruk,
durian, dan berbagai
macam buah lain siap untuk dipetik.
Penduduk
hutan pun bahu membahu memanen buah-buah tersebut. Mereka bekerja dengan riang
gembira.
Telah menjadi kebiasaan penduduk hutan
bahwa apabila buah-buah di hutan telah siap untuk dipanen, maka mereka semua
bersama-sama untuk memetiknya, kemudian
mengumpulkannya di satu tempat. Setelah semua pohon telah selesaidipanen, mereka pun berkumpul di tempat
pengumpulan buah. Dengan cekatan, Tetua
Hutan membagi buah-buahan tersebut untuk seluruh penduduk hutan yang hadir. Semua mendapat bagian yang adil
dan rata, termasuk keluarga kijang
merah. Setelah pembagian buah selesai, mereka semua pun pulang ke pondok
masing-masing di desa pinggir hutan.
Sesampainya
di pondok, keluarga kijang
merah sudah
tak sabar untuk segera
menyantap buah-buahan tersebut. Mereka
mencari tempat yang nyaman di sekitar halaman pondok mereka untuk menikmati buah-buah tersebut bersama-sama.
Setelah
mendapat tempat terbaik untuk bersantai, yaitu di bawah pohon yang rindang,
mereka pun segera melahap buah-buah tersebut. Buah yang dipetik langsung dari hutan
memang terasa lebih nikmat dibandingkan buah yang dibeli di pasar.
Keluarga kijang
merah sangat menyukai buah-buahan. Namun mereka mempunyai buah kesukaan masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. Abang
Pertama sangat menyukai buah salak. Abang Kedua menyukai buah duku. Kakak Ketiga
menyukai buah rambutan. Adik Pertama menyukai buah durian. Adik Imut sangat menyukai
buah manggis. Sedangkan Adik Bungsu menyukai buah jeruk. Walaupun berbeda-beda,
mereka saling menghargai kesukaan mereka masing-masing. Tidak lama kemudian, buah-buah tersebut
habis. Sambil
menikmati senja, keluarga kijang
merahpun bercengkerama
akrab
ditemani angin sore yang sejuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar