Rabu, 12 September 2012

Adik Imut dan Kontes Menyanyi


        Sang Raja Hutan sedang bersedih, entah apa yang terjadi, tidak ada yang tahu pasti penyebabnya, bahkan Sang Permaisuri pun tidak tahu. Oleh sebab itu, Permaisuri pun berpikir untuk menghiburnya. Maka diadakanlah kontes menyanyi bagi semua penduduk hutan. Raja sangat gemar mendengarkan musik, siapa tahu hal ini dapat membangkitkan kembali semangatnya. Bagi siapapun yang mampu menghibur Raja dengan nyanyiannya, maka akan mendapatkan hadiah yang istimewa dari Kerajaan Hutan.


Kemudian tersebarlah kabar tersebut dengan cepatnya ke seluruh penjuru hutan. Keluarga kijang merah pun tak luput mendengar berita itu. Mereka juga ingin agar Sang Raja kembali gembira seperti sedia kala. Mereka pun berdiskusi bagaimana caranya. Lalu ditunjuklah Adik imut untuk mengikuti kontes menyanyi tersebut. Kebetulan suara Adik imut yang paling merdu diantara yang lainnya.

Maka berlatihlah Adik Imut, ditemani saudara-saudaranya yang lain. Apabila ada yang salah atau kurang, lalu diperbaiki agar menjadi lebih baik. Adik Imut berlatih dengan keras, dan didukung penuh oleh saudara-saudaranya. Selain itu, mereka pun menyiapkan ‘sesuatu’, untuk diberikan kepada Sang Raja, mereka pun bekerja semalaman untuk membuatnya. Keluarga kijang merah memang penuh dengan kejutan.

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Semua penduduk hutan sudah berkumpul di halaman istana kerajaan. Halaman istana pun dirubah menjadi panggung yang cukup megah, layaknya panggung sebuah konser. Setelah semuanya siap, ditabuhlah genderang kerajaan. Kontes menyanyi pun dimulai.

Ternyata banyak juga penduduk hutan yang mengikuti kontes menyanyi. Badak, semut, elang, kancil, beruang, zebra, merak dan burung hantu saling berlomba memamerkan suaranya. Namun belum ada yang bisa membuat Raja terhibur, bereaksi saja tidak. Sang Raja yang duduk di kursi kebesarannya masih memperlihatkan wajah yang murung. Permaisuri yang duduk di sebelahnya pun terlihat cemas, sambil terus menggenggam tangan Sang Raja.

Akhirnya tibalah giliran Adik Imut untuk bernyanyi, menunjukkan hasil latihannya selama ini. Ketika Adik Imut berdiri di atas panggung, tiba-tiba listrik padam. Paniklah semua hadirin. Musik tidak dapat dinyalakan, mic tidak bisa berbunyi. Adik Imut pun berpikir, jika dia tetap memaksa untuk bernyanyi, maka suaranya tidak akan terdengar, karena panggung yang sangat besar dan hadirin yang sangat banyak.
 Tiba-tiba muncullah ide. Aha, Adik Imut memang selalu penuh dengan ide.

Masih dalam suasana panik para hadirin di halaman istana, dengan tenang Adik Imut menggerakkan tangan ke atas, yang kemudian membuat semua terdiam. Apa yang akan dilakukan Adik Imut?

Tak berapa lama kemudian, Adik Imut membuat gerakan-gerakan tanpa suara yang lucu, disertai mimik muka yang juga lucu. Ternyata Adik Imut ingin berpantomim. Mungkin ini yang lebih dapat dilakukan dalam keaadaan mati listrik, berpantomin, daripada menyanyi.

Dan tanpa disangka, Sang Raja Hutan tersenyum melihat tingkah laku Adik Imut. Dan semakin lebar senyum Sang Raja, bahkan tertawa, setelah Adik Imut memperlihatkan gerakan-gerakan yang aneh-aneh.

Seluruh hadirin pun ikut tersenyum, bukan karena melihat pertunjukkan Adik Imut, tetapi karena melihat Sang Raja, akhirnya raja mereka tersenyum kembali.

Setelah pertunjukkan Adik Imut selesai, Sang Raja pun naik ke atas panggung. Sang Raja sangat berterima kasih kepada Adik Imut karena telah berhasil membuatnya tersenyum kembali. Permaisuri pun memberikan hadiah sesuai perjanjian, walaupun Adik Imut tidak menyanyi, tetapi dapat membuat Sang Raja gembira. Dengan malu-malu, Adik Imut pun menerima hadiah dari Permaisuri. Lalu mengajak saudara-saudaranya, keluarga kijang merah, untuk naik ke atas panggung.

Di atas panggung, keluarga kijang merah memberikan pula hadiah untuk Sang Raja, yang telah mereka persiapkan semalaman suntuk. Sebuah parcel buah-buahan hasil kebun mereka yang dihias sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti istana kecil. Sang Raja sangat senang menerimanya, ternyata rakyatnya masih peduli padanya, karena hal inilah yang merisaukannya akhir-akhir ini, yang membuatnya gundah gulana dan menjadi tidak tersenyum. Padahal sebenarnya seluruh penduduk hutan masih sangat menyayangi Sang Raja.


Untuk merayakan hal ini, maka diadakanlah pesta di kerajaan. Seluruh penduduk hutan diundang. Adik Imut dan keluarga kijang merah menjadi tamu istimewa Sang Raja.      

1 komentar:

  1. haha...
    keren-keren...
    campur sari tapi nyambung..
    langsung mikir, sang raja itu ps-nya adek imut..
    hegheg...

    BalasHapus