Sebentar lagi tahun akan berganti,
keluarga kijang merah bersemangat untuk merayakannya. Mereka lalu merencanakan
apa yang akan mereka lakukan pada pergantian tahun nanti. Merekapun berdiskusi
di pondok mereka yang hangat. Kebetulan saat itu mereka sedang libur sekolah.
Akhirnya, mereka sepakat untuk berlibur ke rumah nenek yang tinggal di seberang
sungai. Namun sayangnya, abang tertua dan abang pertama tidak dapat ikut
berkunjung ke rumah nenek, karena sedang berada di kota. Mereka berdua bekerja
disana dan tidak dapat pulang untuk menghabiskan waktu bersama.
Keluarga kijang merah mempersiapkan segala sesuatunya untuk liburan ini. Mereka
berencana akan mengadakan pesta barbeque dan pesta kembang api untuk menyambut pergantian
tahun. Kemudian mereka membagi tugas untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.
Adek pertama berbelanja di toko dekat pondok. Sedangkan abang kedua dan adek
kedua berbelanja di pasar desa. Setelah semunya siap, merekapun berangkat ke
rumah nenek.
Sesampainya di rumah nenek, mereka beristirahat sejenak. Rumah nenek dipenuhi
dengan pepohonan yang rimbun sehingga terasa sangat sejuk dan nyaman. Di
depannya, terhampar sungai yang jernih dan dipenuhi ikan yang sedang asyik
berenang.
Pada malam harinya, keluarga kijang merah melakukan pesta barbeque di halaman
belakang rumah nenek yang cukup luas. Abang kedua dan adek kedua menyiapkan
bara api untuk pembakaran. Kakak ketiga, adek pertama, dan adek bungsu
mempersiapkan bahan-bahan barbeque, ada sosis, paprika, bakso, bawang bombay,
dan nanas.
Tak terasa, waktu menunjukkan tepat pukul 00.00. Tiba-tiba muncul kembang api
dari arah kota, menghiasi langit malam yang gelap. Para kijang merah menatap
tanpa henti ke atas, melihat berbagai warna dan bentuk yang dihasilkan kembang
api tersebut, sangat indah.
Setelah parade kembang api di kota selesai, giliran mereka yang berpesta
kembang api. Adek pertama menggantungkan kembang api yang telah mereka beli
sebelumnya di pohon, yang lain pun sudah siap dengan kembang api masing-masing.
Secara bersamaan mereka menyalakan kembang api tersebut. Nyala percikan kembang
api mewarnai malam mereka.
SELAMAT TAHUN BARU. Para kijang merah saling mengucapkan selamat satu sama
lain. Merekapun berdoa, semoga di tahun yang baru ini mereka bisa menjadi lebih
baik, lebih bermakna, serta bermanfaat bagi kijang lain dan seluruh penghuni
hutan. Tak lupa abang tertua dan abang pertama juga mengucapkan tahun baru
melalui burung biru, si penyampai pesan.
Keesokan paginya, paman datang berkunjung. Paman membawa oleh-oleh untuk nenek
dan para kijang merah keponakannya. Kemudian para kijang merah mengajak paman
untuk berwisata. Dan, dipilihlah pergi ke air terjun, yang kebetulan dekat dari
rumah nenek. Berangkatlah mereka berenam menuju air terjun di tengah hutan.
Hujan deras menemani perjalanan mereka. Kakak ketiga dan adik pertama yang
memang menyukai hujan, malah berlari-lari riang menembus derasnya hujan.
Sedangkan adik kedua yang kurang suka terkena hujan, berusaha agar kepalanya
terhindar dari hujan. Namun, tetesan-tetesan air hujan tetap saja membasahi
mereka semua. Hingga tempat tujuanpun mereka basah kuyup. Namun, hal itu tidak
menyurutkan semangat para kijang merah untuk bermain dan berpetualang.
Perjalanan menuju air terjun pun cukup berliku. Mereka harus menaiki dan
menuruni jalanan yang menjadi becek karena hujan. Namun, mereka masih tetap
antusias. Untuk mengurangi kebosanan selama perjalanan, merekapun bernyanyi dan
bercanda ria bersama.
Akhirnya mereka sampai di air terjun. Air terjun ini dikelilingi bukit pohon
pinus, airnya dingin dan jernih, serta cukup tersembunyi di dalam hutan.
Pemandangannyapun sangat mengagumkan. Kakak ketiga, adek pertama, dan adek
bungsu secara bersamaan berlarian menuju air terjun. Mereka bermain air dengan
riang gembira. Sedangkan paman, abang kedua, dan adek kedua mengawasi mereka
dari jauh.
Kemudian adek kedua menyusul untuk bermain air. Abang keduapun tak mau kalah
dengan adek-adeknya. Kelima bersaudara ini sangat menikmati permainan baru
mereka. Sang paman tetap pada tempatnya untuk mengawasi keponakan-keponakannya,
melihat tingkah laku mereka yang sangat kekanakan sambil tersenyum.
Setelah puas bermain air, merekapun berteduh. Hujan masih setia menemani
mereka. Kemudian mereka membuka bekal makanan yang dibawa dari rumah. Lalu
bersama-sama menyantap roti dan jeli yang lezat. Merekapun beristirahat di bawah
pohon pinus yang rindang, sambil menikmati pemandangan yang indah dan suasana
yang damai.
Dan, tibalah waktu untuk pulang. Merekapun mengakhiri kunjungan wisata mereka
dan pulang kembali ke rumah nenek.
-dongeng ini hanyalah rekaan semata,
jika ada kesamaan adalah suatu kesengajaan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar