Selasa, 06 Maret 2012

Dongeng Sebelum Tidur


Alkisah, di suatu desa yang tenang di dalam hutan yang damai, hiduplah sebuah keluarga kijang merah. Keluarga tersebut terdiri dari enam bersaudara. Abang pertama, abang kedua, kakak ketiga, adik pertama, adik kedua dan adik bungsu. Keluarga ini hidup bahagia dan saling menjaga satu sama lain.

Pada suatu pagi yang cerah, abang kedua mengikuti lomba menangkis bola. Semua saudarapun menyaksikan lomba tersebut. Mereka semua memberikan dukungannya.

Give me A,,
Give me Bang,,
Give me Ke,,
Give me Dua,,
Give me ABANG KEDUA....

Mereka bersorak layaknya tim cheerleader, disertai dengan gerakan-gerakan tangan dan formasi-formasinya (piramida, salto dan kayang).

Abang keduapun merasa sedikit grogi. Namun, kehadiran saudara-saudaranya memotivasinya untuk menampilkan yang terbaik. Akhirnya abang kedua menang dan melaju ke babak selanjutnya.

Kemudian, giliran kakak ketiga yang mengikuti lomba, lomba melempar bola. Setelah latihan yang cukup dalam hal sorak-menyorak, semua saudarapun menyaksikan lomba tersebut.

Say Ka,,
Say Kak,,
Say Ke,,
Say Ti,,
Say Ga,,
Say KAKAK KETIGA....

Masih dengan teriakan-teriakan penyemangat dan membentuk berbagai formasi ala cheerleader (piramida, salto, kayang, ditambah split), mereka tak henti-hentinya memberikan dukungan.

Kakak ketigapun menjadi bersemangat. Dan akhirnya dia memenangkan lomba yang membuatnya lolos ke babak berikutnya.

Mereka semuapun kembali ke pondok dengan riang gembira, membawa kemenangan yang diraih abang kedua dan kakak ketiga.

Namun, ada yang aneh dengan abang pertama. Dia begitu pendiam di tengah hingar bingar kegembiraan saudara-saudaranya yang lain. Memang sifat dasar dari abang pertama ini pendiam. Namun kali ini, diamnya berbeda. Diam karena sedang dilanda masalah, diam karena memikirkan sesuatu.

Adik kedua yang sangat peka menyadari keanehan yang terjadi pada abang pertama. Akhirnya abang pertamapun bercerita tentang kegundahan yang sedang melanda hatinya. Cobaan hidup yang sedang mengujinya dalam menggapai mimpi.

Lalu, adik keduapun berdiskusi dengan saudara-saudara yang lain, apa yang bisa dilakukan untuk menghibur abang pertama, agar abang pertama kembali ceria.

Dan muncullah ide untuk mengadakan acara bakar ikan.

Abang pertamapun setuju-setuju saja dengan rencana ini. Adik kedua lalu mencari ikan di sungai di tepi hutan. Sedangkan saudara-saudara yang lain mempersiapkan segala sesuatunya untuk memeriahkan acara tersebut.

Acarapun dimulai dan diadakan di halaman belakang pondok mereka yang cukup luas. Lumayan banyak ikan yang didapatkan adik kedua. Namun sayangnya, si adik kedua ini tidak suka ikan, jadi tidak bisa menikmati hasil tangkapannya.

Adik bungsu yang sangat menyukai ikan sangat bersemangat terhadap kegiatan ini. Bersama dengan abang kedua, dia mengipas-kipas bara api yang membakar ikan. Saudara-saudara yang lain hanya memperhatikan keasyikan mereka sambil mempersiapkan hidangan lain.

Ikan telah matang, hidangan lainpun telah siap. Diawali dengan berdoa, mereka lalu menyantapnya dengan lahap. Adik kedua hanya melihat saudara-saudaranya memakan ikan, sedangkan dia melahap hidangan lain. Sambil menikmati hidangan yang disajikan, mereka semua bercanda dan tertawa.

Tiba-tiba, adik pertama bersorak, kemudian diikuti abang kedua dan adik bungsu, kakak ketiga dan adik keduapun menyusul.

Go Abang,,
Go go Abang,,
Go Abang,,
Go go Abang,,
Go ABANG PERTAMA....

Abang pertama merasa terharu dan merasakan kebersamaan yang sangat indah. Betapa peduli dan sayangnya mereka kepadanya. Mereka tidak ingin melihatnya bersedih. Mereka hanya menginginkan yang terbaik untuknya. Abang pertamapun kembali bersemangat dalam menghadapi apa yang sedang melandanya. Berusaha kembali untuk menggapai mimpinya. Karena hidup berawal dari mimpi.

(bersambung...)
Nantikan kisah selanjutnya.

-ini hanyalah sebuah dongeng untuk diceritakan kepada anak sebelum tidur, jika ada persamaan dengan apapun, itu merupakan suatu ketidaksengajaan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar